Pohon
kelapa sering kali dijumpai di tempat-tempat yang mudah dijangkau atau
didapat. Tidak hanya dihutan yang tersebar di Indonesia. Di daerah
perkampungan penduduk bahkan sering kita temui. Karena itu, pohon ini
sudah tak asing lagi bagi manusia.
Hampir
semua bagian dari pohon kelapa bisa dimanfaatkan. Entah dari pelepah,
daun, tempurung dan sebagainya. Namun, sebenarnya pengolahan atau
pemanfaatan limbah pohon kelapa
belum dilakukan secara maksimal. Karena masih banyaknya masyarakat yang
beranggapan bahwa limbah adalah sampah tak berguna dan bernilai. Hal
ini memang tergantung dari masyarakatnya. Jika mereka mampu mengolah
kreatifitas, keterampilan dan menemukan ide-ide cemerlang untuk mengolah
limbah pohon kelapa maka limbah pohon kelapa ini bisa menjadi bukan
hanya sekedar limbah. Keterampilan untuk melakukan pekerjaan yang
produktif (seperti mengolah limbah) dapat menghasilkan sesuatu yang
bernilai ekonomi merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat
penting. Selain menumbuhkan sikap mandiri, keterampilan melakukan
pekerjaan produktif juga akan memberikan lapangan kerja bagi diri
sendiri dan orang lain.
Mengolah
limbah adalah salah satu cara meningkatan kualitas SDM (sumber daya
manusia) yang juga menjadi tujuan utama pendidikan, baik yang
dilaksanakan secara formal di lingkungan sekolah maupun yang
dikembangkan secara nonformal di masyarakat. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia dilakukan antara lain dengan memberikan kecakapan hidup (life skill). Dengan memiliki bekali ini, seseorang diharapkan berhasil dalam menjalani hidupnya.
Banyak
cara yang dapat dilakukan dalam mengolah limbah. Salah satunya dengan
seni. Menjadikan limbah sebagai suatu karya seni dibutuhkan kreatifitas
yang tinggi. Bagaimana cara seseorang mengolah limbah dengan
kreatifitasnya sendiri. Hal ini juga sekaligus meningkatkan daya
kreatifitas pada diri seseorang dan mengasah ketajaman otak untuk
berfikir. Keberhasilan dalam mengolah limbah dengan kreatifitas untuk
dihasilkan barang berguna akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi
pembuatnya. Tentu berbeda dengan barang siap pakai atau yang dibeli di
toko-toko misalnya. Meskipun tidak memakan waktu lama karena hanya
membeli, kepuasan tak begitu bersarang di hati pembeli. Hal inilah yang membuatnya berbeda dengan barang bersentuhan seni.
Selain memanfaatkan limbah kelapa menjadi seni, kita juga dapat belajar asal-usul dari kelapa itu sendiri.
Kelapa
berasal dari daerah tropika. Daerah asalnya adalah Malaysia sampai
Indonesia. Dari kawasan ini kelapa mulai tersebar ke daerah-daerah lain
melalui laut dan dibawa orang. Kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae yang memiliki nama latin Cocus nucifera.
Tanaman kelapa mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Symnaspermae
Class : Cycadinae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Subfamili : Palminae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera
Pohon kelapa memiliki ciri-ciri umum yang mudah dan gampang untuk dikenali, yaitu sebagai berikut :
· Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang.
· Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahar berpasir pantai.
· Batang beruas-ruas. Namun, bila sudah tua tidak terlalu tampak. Khas tipe monokotil dengan pembuluh darah menyebar.
· Daun
tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu
tangkai daun pendek, duduk pada batang. Daun hijau kekuningan.
· Bunga
tersusun majemuk. Pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea ;
terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal.
· Buah besar berdiameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih. Berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok atau tempurung ) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp.
· Pohon Kelapa dapat mencapai ketinggian hingga 600-700 meter dari permukaan laut..
Nah, melalui tulisan saya ini saya ingin berbagi ilmu Memanfaatkan
Limbah Kelapa menjadi Karya Seni, yaitu : Papan Nama. Ilmu ini saya
peroleh dari pelajaran Seni Rupa dari Bapak Bowo Setiono, M.Pd ketika
SMA. Cara membuatnya adalah sbb :
A. Alat dan Bahan
a) 2 buah triplek bekas siap pakai atau yang telah dipotong dengan ukuran 34 x 8cm dan 38 x 8cm sebagai alas.
b) Lem G atau Fox untuk merekatkan.
c) Gunting atau pisau untuk memotong
d) Tempurung kelapa. Sudah dibersihkan dan dihancurkan menjadi kepingan-kepingan.
e) Serabut kelapa yang telah dipisahkan dari badan kelapa.
f) Manggar
kelapa, dipotong sesuai ukuran kemudian di belah dua sehingga membentuk
garis lurik-lurik atau belang dan dapat dijadikan sebagai motif hiasan
pada papan nama. Digunakan utuh tanpa dibelah dua pun bisa. (sesuai
selera).
g) Pelepah kelapa kering yang telah dipisahkan dari daunnya. Lalu dipotong sesuai kebutuhan.
A. Cara Kerja
Langkah I :
a) Ambil triplek berukuran 34×8 cm sebagai bagian atas atau penulisan nama, semboyan atau slogan.
b) Tutupi
bagian belakang dengan serabut kelapa kemudian merekatkannya
menggunakan lem G hingga permukaan triplek terbalut rapi dan tak
terlihat. Diamkan beberapa saat sampai lem benar-benar mengering.
c) Setelah
kering, kemudian bagian depan ditutupi lagi dengan manggar kelapa yang
telah di belah dua tadi. Bagian depan yang ditutupi hanya berukuran 2 x 2
cm. Sebab sisanya digunakan untuk menulis nama, semboyan atau slogan.
Biarkan hingga lem mengering.
d) Gunting
serabut kelapa sampai berukuran mm atau sesuai keperluan untuk menutupi
bagian sisi-sisi dari triplek. Rekatkan menggunakan lem G.
Langkah II :
a) Gunakan triplek bekas dengan ukuran 38 x 8 cm sebagai alas.
b) Tutupi
bagian atas dari triplek tersebut dengan tempurung kelapa yang telah
dibersihkan dan dihancurkan menjadi kepingan tadi. Rekatkan dengan lem G
hingga rapi dan seluruh bagian atas triplek benar-benar tak terlihat.
Tunggulah lem sampai mengering.
A. Tahap Akhir/Finishing :
Tahap akhir atau finishing dari pembuatan papan nama yaitu sebagai berikut :
1) Pembakaran rambut-rambut serabut kelapa pada triplek bagian atas dengan lilin. Agar terlihat lebih rapi.
2) Pelepah
kelapa kering yang telah dipisahkan dari daunnya tadi dipotong sesuai
kebutuhan yang digunakan untuk menyandarkan triplek bagian atas di
triplek sebagai alas sekaligus tempat meletakkan bolpoin atau alat tulis
sejenisnya.
3) Setelah
itu, menyatukan bagian triplek atas dengan triplek alas menggunakan lem
G. Dengan tehnik pengeleman triplek bagian atas pada tingkat kemiringan
kira-kira 45 0 Diamkan beberapa menit untuk mengeringkan lem.
4) Terakhir semprotkan pilox untuk mengilapkan papan nama agar hasil terlihat lebih sempurna.
5) Papan nama siap digunakan. Tinggal menambahkan nama pemakai di papan nama tersebut.
Selamat mencoba :D
Inilah adalah foto yang saya ambil dari hasil praktek bersama teman-teman se-kelas.